Selain geram karena selalu mempengaruhi penduduk sekitar untuk mengikuti aliran ini, warga setempat juga dibuat gerah dengan kelakuan mereka yang lainnya.
Dikatakan Kurnia, para pengikut ini sering menyembah sebuah bangunan menyerupai saung di tengah sawah di kampung mereka. Warga kerap melihat mereka mengelilingi saung tersebut setelah disembah.
Dikatakan Kurnia, para pengikut ini sering menyembah sebuah bangunan menyerupai saung di tengah sawah di kampung mereka. Warga kerap melihat mereka mengelilingi saung tersebut setelah disembah.
Dari apa yang ia dengar, apa yang sedang para pengikut ajaran ini lakukan adalah prosesi ritual naik haji.
Selain itu, para pengikut aliran ini tak pernah melakukan puasa pada bulan Ramadhan lalu. Mereka dikatakan Kurnia terlihat bebas makan-makan di siang hari.
Tentu saja hal ini semakin membuat warga kesal. Apalagi ternyata diketahui para pengikut ajaran ini menghalalkan seks bebas di kalangan anggotanya.
“Istri dan suami bisa gonti-ganti pasangan dengan orang lain,” kata dia. Menurut Kurnia, hal inilah yang menjadi pemicu utama memuncaknya kekesalan warga.
Sebab, terbongkarnya praktik seks bebas tersebut diketahui langsung dari jamaah aliran ini yang sedang melakukan rayuan pada warga. Warga yang dikira akan tergoda dengan rayuan ini malah semakin geram dan ingin mengusir mereka dari kampung Carangpulan.
Dari hasil mediasi yang terjadi, Kurnia mengatakan pemerintah setempat akan melakukan tindakan secepatnya.
Selain itu, warga juga siap membantu pemerintah untuk membantu memberantas aliran ini. “Dengan laporan langsung dari warga ini, diharapkan aliran tersebut cepat-cepat musnah,” tandas Kurnia.
Sumber : Republika
Sumber : Republika
0 komentar:
Post a Comment