Kebaikan dan keburukan menurut penilaian akal merupakan salah satu pembahasan klasik dan rumit dalam teologi Islam dan sebuah wacana yang seringkali didiskusikan dengan berkepanjangan dikalangan para ilmuan yang mendukung konsep kebaikan dan keburukan dalam penilaian akal.
Berdasarkan pandangan ini, akal bisa menghukumi mana sebuah perbuatan yang baik dan buruk dengan bantuan dan bimbingan syariat. Tuhan tidak mungkin melakukan perbuatan yang tidak baik sementara disatu sisi mengatakan bahwa kemampuan akal dalam menentukan baik dan buruknya sebuah perbuatan tidak memiliki independensi sama sekali, dan meyakini bahwa yang ada hanyanya baik dan buruk yang ditentukan agama. maka disisi yang lain meyakini bahwa tidak ada yang berhak menentukan baik dan buruk kecuali hanya Dia.
Berdasarkan pandangan ini, akal bisa menghukumi mana sebuah perbuatan yang baik dan buruk dengan bantuan dan bimbingan syariat. Tuhan tidak mungkin melakukan perbuatan yang tidak baik sementara disatu sisi mengatakan bahwa kemampuan akal dalam menentukan baik dan buruknya sebuah perbuatan tidak memiliki independensi sama sekali, dan meyakini bahwa yang ada hanyanya baik dan buruk yang ditentukan agama. maka disisi yang lain meyakini bahwa tidak ada yang berhak menentukan baik dan buruk kecuali hanya Dia.
Dalam pandangan yang pertama perbuatan dikatakan baik apabila dihukumi oleh syariat adalah baik dan perbuatan disebut buruk jika dikatakan oleh syariat ialah buruk. Akal manusia dalam konteks ini, tidak mampu mendeteksi dan menentukan baik dan buruknya suatu perbuatan, bahkan yang menjadi syarat keutamaan suatu perbuatan tersebut adalah kebergantungannya pada perintah dan larangan Tuhan.
Sebenarnya makna kebaikan dan keburukan itu sudah sangat jelas bagi setiap orang dan tidak perlu diberikan definisi, yang penting di sini adalah penggolongan pengaplikasian kedua makna itu sehingga menjadi jelas hubungan pembahasan kebaikan dan keburukan perspektif akal dengan bagian yang mana dari penggunaan makna-makna tersebut.
Namun demikian jika kita mau mencermati segala apa yang ada dengan kembali berkaca kepada ayat - ayat Nya maka sesungguhnya hal tersebut adalah kembali kepada Kekuasaan Nya.
Namun demikian jika kita mau mencermati segala apa yang ada dengan kembali berkaca kepada ayat - ayat Nya maka sesungguhnya hal tersebut adalah kembali kepada Kekuasaan Nya.
Ketika kita mencoba memikirkan pengaplikasian dari makna baik dan buruk maka akan sangat jelas perbedaannya. aplikasi berbeda hanya dikhususkan untuk perbuatan manusia, sementara sifat-sifat manusia dan obyek-obyek luarnya tidak termasuk.
Masing-masing memiliki spesifikasi sendiri-sendiri tentang hal dan perkara manusia, karena standar mereka secara berurutan adalah kesempurnaan dan kekurangan jiwa, kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan jiwa manusia, dan kemaslahatan serta ke-mafsadah-an dalam individu atau masyarakat.
Tetapi pada makna yang sesungguhnya tidak terdapat keterbatasan seperti itu, oleh karena itu, dapat meliputi perbuatan-perbuatan pelaku selain manusia dan bahkan perbuatan-perbuatan Tuhan.
Dengan kata lain we know nothing about all of this :) , just do the best and let God Allaah The Almighty decided.
Apa yang kita tahu adalah bahwa baik dan buruk adalah satu buah pasangan sifat , sikap , penilaiaan , yang memang dijadikan Allaah Subhanahu Wata'ala untuk menguji kita umat manusia, sebagaimana Allaah Telah menjadikan Siang dan malam juga matahari dan rembulan.
Sedangkan hakikat dari kesemuanya adalah hanya dan hanya Allaah Subhanahu Wata'ala yang maha mengetahui.
Ingin Tahu Baik dan Buruk dan atau benar dan salah .....?
Tanyakan kepada Tuhan Mu
0 komentar:
Post a Comment