Anak Krakatau terus menyemburkan lava pijar. Debu vulkaniknya berhembus hingga ke Bandar Lampung. Gunung itu kini berstatus waspada.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, hingga Senin 3 September 2012 pukul 16.35 WIB, tremor letusan Anak Krakatau masih terus berlangsung, dengan intensitas cenderung menurun. Meski mengeluar abu vulkanik, "konfirmasi dari Pos Gunung Anak Krakatau di Kalianda tidak ada abu letusan sampai ke Lampung," kata dia
Minggu malam hingga Senin 3 September 2012, debu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau sampai ke wilayah Bandar Lampung. Abu tipis menyelimuti Kecamatan Sukarame, Kecamatan Sukabumi, dan Panjang.
Debu vulkanik mulai turun sekitar pukul 22.00 WIB. Genting rumah, pelataran, mobil-mobil, dan dedaunan tampak abu-abu, dilapisi debu. Debu-debu itu baru berhenti turun sekitar subuh. Hingga siang tadi masyarakat di sejumlah kecamatan di Bandar Lampung sibuk membersihkan rumahnya dari debu vulkanik.
Sutopo menambahkan, peralatan pemantau Anak Krakatau tinggal satu, yakni seismograf. "Satu alat tidak mengirim data sejak 2 September 2012 pukul 16:30 WIB diduga rusak tertimpa material letusan," kata dia.
Masyarakat di pantai wilayah Banten dan Lampung diminta tenang dan melakukan kegiatan seperti biasa. "Letusan Gunung Anak Krakatau tidak akan memicu tsunami.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Anak Krakatau menjadi waspada sejak pukul 11.30 WIB, Minggu 2 September 2012.
Getaran tremor letusan secara terus- menerus dengan amplitudo rata-rata 34 mm terekam di Pos Gunung Anak Krakatau di Pasauran, Banten. Terlihat jelas lontaran lava pijar dengan ketinggian kurang lebih 200-300 meter.
0 komentar:
Post a Comment