Terduga teroris yang tewas di Solo sudah lama mempersiapkan serangan di beberapa kota seperti Jakarta, Solo, dan Poso. Serangan tersebut disiapkan untuk penyerangan pada 17 Agustus lalu.
Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan, para terduga teroris ini memiliki dana miliaran rupiah dan puluhan orang telah berlatih di Poso. ”Mereka sudah merangkai bom untuk penyerangan 17 Agustus di Solo, Poso, dan di Jakarta. Di Jakarta ketat, di Solo dia main,dan mereka dari Ngruki,” kata Ansyaad di Istana Negara,Jakarta,kemarin. Ansyaad membantah bahwa penangkapan teroris ini merupakan rekayasa pemerintah.
”Terlalukejam, fitnahrekayasa.Polisi sudah tewas gitumasih rekayasa, gimanasihkalian,”ujarnya. Menurutnya, para polisi menjadi sasaran para teroris karena polisi merupakan sasaran utama aksi terorisme.Aparat kepolisian dinilai teroris telah menghambat aksinya.Untuk itu, pemerintah segera menindak tegas para teroris dan mengadilinya. Sementara itu,pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, mengakui terduga teroris Farhan Mujahidin dan Muchsin Tsani yang tewas ditembak polisi di Solo merupakan lulusan ponpes tersebut.
” Menurut catatan kami, Farhan dan Muchsin memang pernah belajar di Al-Mukmin, namun tidak satu angkatan,” kata Direktur Ponpes Al-Mukmin Ngruki Ustaz Wahyuddin kepada wartawan kemarin. Dia menjelaskan, Farhan yang lahir 14 November 1993 masuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ponpes Al-Mukmin pada 2005.Farhan merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) 041 Liang Bunyu,Nunukan, Pulau Sebatik,Kalimantan Timur.
Sedangkan Muchsin Tsani masuk sebagai siswa Kuliyyatul Mu’aliminAl-Islamiyyah (KMA), pendidikan setingkat SMA pada 2008.Muchsinmerupakanalumnus SMP 126 Jakarta. ”Karena berasal dari sekolah umum, Muchsin harus mengikuti pendidikan persiapan selama satu tahun,”ungkapnya. Meski kedua terduga teroris tersebut merupakan jebolan Al- Mukmin, Wahyuddin menolak dengan keras ponpesnya terkait kegiatan terorisme.
Apa pun yang dilakukan para alumni, Ponpes Al-Mukmin tidak bertanggung jawab sama sekali. ”Meski tidak bertanggung jawab, kami perlu meminta maaf kepada masyarakat atas tindakan sejumlah alumni Ponpes Al-Mukmin Ngruki jika merugikan orang lain,”ucapnya. Sementara itu,Muchsin dikenal sebagai pribadi pendiam dan cukup ramah dengan tetangga sekitar. Dia juga diketahui memiliki rekam jejak prestasi pendidikan yang cukup baik.”Waktu dia masih SD ibunya meninggal, prestasi sekolahnya juga bisa dibilang lumayanlah,” ujar Muslim Sanni Assidiqie, 49, ayah kandung Muchsin
0 komentar:
Post a Comment