Gununga Anak Krakatau memang Tergolong gunung yang masih muda. Namun, aktivitas vulkaniknya tidak bisa dianggap enteng karena gunung Anak krakatau terus bererupsi dan lebih besar. Tidak heran bila letusan yang terjadi beberapa waktu terakhir 'memaksa' Badan Vulkanologi memberi peringatan dengan menaikkan status gunung menjadi waspada.
Dalam Teks Jawa kuno yang berjudul Pustaka Raja Purwa menyebutkan gunung di sekitar Selat Sunda meletus pada tahun 416 Masehi. Itu diperkuat dengan pernyataan beberapa peneliti dari Belanda, Verbeek dan Berend George Escher dan semua fakta pun mengarah ke satu gunung yakni ibunda nya Krakatau.
Pada abad ke-4, letusan itu bukan sebuah ledakan kecil. Letusan berlangsung selama 10 hari dan membentuk perisai atmosfer setebal 20 hingga 150 meter.
Akibatnya, temperatur bumi turun hingga 10 derajat dalam kurun waktu 10 sampai dengan 20 tahun. Bahkan, letusan itu diperkirakan memegang peran pada abad kegelapan di Bumi. Letusan diperkirakan mengakhiri peradaban Persia Purba, Maya, Nazca, dan mengubah bentuk Kerajaan Romawi menjadi Byzantium.
Pada 27 Agustus 1883, Gunung Krakatau kembali memuntahkan laharnya. Kekuatan letusannya setara dengan 13 ribu kali kekuatan bom Hiroshima dan Nagasaki yang terjadi pada tahun 1945. Bunyi ledakannya terdengar hingga sejauh 4.600 kilometer di sepanjang Samudra Hindia. Sekitar satu per delapan penduduk bumi mendengar bunyi ledakan tersebut.
Gunung menghamburkan benda-benda vulkanik hingga ke Srilanka, India, Pakistan, Australia, dan Selandia Baru. Pemerintah Hindia Belanda mencatat lebih dari 36 ribu orang tewas akibat debu panas dan gelombang tsunami dahsyat. Bahkan, ada yang memperkirakan jumlah keseluruhan korban letusan Krakatau mencapai 120 ribu jiwa.
Gunung Krakatau pun tercatat dalam Guiness Book of Records sebagai letusan paling hebat yang terekam dalam sejarah. Peristiwa itu mengakibatkan perubahan iklim bumi karena debu vulkanis menutupi atmosfer hingga ke langit Eropa dan Amerika.
Letusan itu menghancurkan dua per tiga Pulau Krakatau. Sebagian pulau runtuh tenggelam ke dasar laut. Namun pada tahun 1927, sebuah pulau baru muncul di lokasi yang sama dan dinamakan Anak Krakatau.
Kini, Anak Krakatau meletus. Daya letusannya memang kurang dari 1.000 meter. Namun, kondisi itu digolongkan dalam status waspada. Masyarakat pun dilarang mendekati Anak Krakatau. Zona aman dinyatakan satu kilometer dari pusat letusan
0 komentar:
Post a Comment