Jumlah kegempaan vulkanik dangkal yang tercatat dari Gunung Anak Krakatau sebanyak 991 kali per hari. Lantaran itu, status gunung berapi di Desa Pesauran, Serang, Banten, masih berada di level Waspada hingga Rabu (19/9). Belum ada tanda-tanda penurunan status.
Data pos pemantauan mencatat aktivitas gunung berapi itu masih tinggi. Selain dangkal, gempa vulkanik dalam Anak Krakatau pun terjadi sebanyak 80 kali. Hembusan vulkaniknya sebanyak 70 kali. Sedangkan gempa tektonik hanya satu kali.
Kepala Pos Pemantauan Anak Krakatau, Anton S Pambudi, mengatakan alat pemantau yang rusak tertimpa material gunung, sudah kembali berfungsi. Namun ia tetap melarang wisatawan dan nelayan mendekati area gunung. Sebab, gunung masih mengeluarkan asap berwarna putih.
Sementara itu Gunung Api Soputan kembali meletus, Rabu (19/9). Gunung yang terletak di Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, itu memuntahkan semburan abu vulkanik hingga ketinggian 1.500 meter.
Status gunung masih di level tiga. Sepanjang malam hingga dini hari tadi, Gunung Soputan setidaknya "batuk" sebanyak empat kali. Letusan pertama terjadi pada pukul 13.05 WIB WITA, diikuti letusan kedua dan ketiga dengan semburan abu setinggi 500 meter.
Letusan keempat cukup menggelegar. Gunung berapi itu memuntahkan material abu vulkanik dengan ketinggian 1.500 meter dan lava pijar. Semburan abu mengarah ke arah barat dengan jarak luncur 1,5 kilometer.
Petugas pos pemantau Gunung Api Soputan, Bambang Sugiono, mengatakan, tanda-tanda gunung itu bakal meletus sudah diprediksi. Soalnya, sebelum ledakan, dalam satu hari terjadi 70 kali kegempaan dengan amplitudo maksimum 45 milimeter.
Bambang meminta, warga di kaki gunung tetap waspada. Mereka dilarang melakukan aktivitas di zona 6,5 km dari pusat letusan
Status gunung masih di level tiga. Sepanjang malam hingga dini hari tadi, Gunung Soputan setidaknya "batuk" sebanyak empat kali. Letusan pertama terjadi pada pukul 13.05 WIB WITA, diikuti letusan kedua dan ketiga dengan semburan abu setinggi 500 meter.
Letusan keempat cukup menggelegar. Gunung berapi itu memuntahkan material abu vulkanik dengan ketinggian 1.500 meter dan lava pijar. Semburan abu mengarah ke arah barat dengan jarak luncur 1,5 kilometer.
Petugas pos pemantau Gunung Api Soputan, Bambang Sugiono, mengatakan, tanda-tanda gunung itu bakal meletus sudah diprediksi. Soalnya, sebelum ledakan, dalam satu hari terjadi 70 kali kegempaan dengan amplitudo maksimum 45 milimeter.
Bambang meminta, warga di kaki gunung tetap waspada. Mereka dilarang melakukan aktivitas di zona 6,5 km dari pusat letusan
0 komentar:
Post a Comment