Imam Mahdi Ada Di Bogor

0 komentar Saturday, August 25, 2012
Dalam sepekan, di beberapa wilayah Jawa Barat isu aliran sesat sempat ramai dibicarakan. Di Sukabumi, muncul aliran sesat bernama Ajaran Tijaniyah Mutlak Cimahi.

Seseorang yang bernama Sumarna, warga kampung Cisalopa, Kabupaten Sukabumi, sukses memengaruhi 123 orang warga sekitar untuk mengkitui ajaran sesatnya.

Ia mengatakan dirinya ialah seorang nabi yang diutus Tuhan. Di mana dikatakannya tugas dia adalah memperingati manusia bahwa kiamat akan terjadi tanggal 17 Agustus 2012.

Selain itu, ia juga menyampaikan kepada pengikutnya untuk mengurangi waktu shalat. Hal inilah yang memicu warga sekitar geram.

Kemarahan warga semakin memuncak karena Sumarna terbukti melakukan pembunuhan kepada seorang ustadz setempat. Ustadz tersebut kerap melarang segala macam aktivitas ajarannya di kampung Cisalopa, sehingga Sumarna kesal dan membunuh sang ustad. Akhirnya, atas perbuatannya itu, kini Sumarna harus mendekam di penjara Markas Polres Sukabumi.

Terakhir pada Jumat (24/8) kemarin, seluruh jamaah yang menjadi pengikutnya sendiri telah berhasil di-‘Islam’-kan kembali oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) cabang Sukabumi.

Di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, seorang warga setempat berinisial AP (54) mengumumkan bahwa dirinya adalah seorang Imam Mahdi.

Tepatnya di Kampung Leuwimalang, RT 01/01, Desa Leuwimalang, Kecamatan Cisarua, ia mengaku mendapat bisikan di mimpinya bahwa ia diutus untuk menjadi juru selamat umat manusia. AP juga mengklaim telah berhasil mengumpulkan 150 jamaah yang setia mengikuti ajarannya.

Sumber : Republika
read more “Imam Mahdi Ada Di Bogor”

Aliran Sesat Bermunculan

0 komentar
Selain geram karena selalu mempengaruhi penduduk sekitar untuk mengikuti aliran ini, warga setempat juga dibuat gerah dengan kelakuan mereka yang lainnya.

Dikatakan Kurnia, para pengikut ini sering menyembah sebuah bangunan menyerupai saung di tengah sawah di kampung mereka. Warga kerap melihat mereka mengelilingi saung tersebut setelah disembah.

Dari apa yang ia dengar, apa yang sedang para pengikut ajaran ini lakukan adalah prosesi ritual naik haji.

Selain itu, para pengikut aliran ini tak pernah melakukan puasa pada bulan Ramadhan lalu. Mereka dikatakan Kurnia terlihat bebas makan-makan di siang hari.

Tentu saja hal ini semakin membuat warga kesal. Apalagi ternyata diketahui para pengikut ajaran ini menghalalkan seks bebas di kalangan anggotanya.

“Istri dan suami bisa gonti-ganti pasangan dengan orang lain,” kata dia. Menurut Kurnia, hal inilah yang menjadi pemicu utama memuncaknya kekesalan warga.

Sebab, terbongkarnya praktik seks bebas tersebut diketahui langsung dari jamaah aliran ini yang sedang melakukan rayuan pada warga. Warga yang dikira akan tergoda dengan rayuan ini malah semakin geram dan ingin mengusir mereka dari kampung Carangpulan.

Dari hasil mediasi yang terjadi, Kurnia mengatakan pemerintah setempat akan melakukan tindakan secepatnya.

Selain itu, warga juga siap membantu pemerintah untuk membantu memberantas aliran ini. “Dengan laporan langsung dari warga ini, diharapkan aliran tersebut cepat-cepat musnah,” tandas Kurnia.

Sumber : Republika 
read more “Aliran Sesat Bermunculan”

Kebanjiran Tapi Kekeringan

0 komentar Thursday, August 23, 2012
Ketua MUI Jawa Barat KH Hafidz Utsman menyatakan belum perlu menggelar Shalat Istisqa atau shalat meminta hujan meski kekeringan sudah terjadi di sejumlah daerah di Jabar. "Kemarau saat ini masih normal, belum perlu Shalat Istisqa," kata Hafidz Utsman di Bandung, Senin.

Ia mengimbau masyarakat menyikapi musim kemarau secara bijak dan tidak cengeng menghadapi fenomena alam itu. "Musim kemarau saat ini masih normal, kekeringan memang terjadi namun masyarakat jangan cengeng dan tidak lekas panik," kata Hafidz.

Menurut Hafidz, kemarau di wilayah Jawa Barat masih normal meski sudah mengakibatkan kekeringan di sejumlah daerah. Masyarakat seyogyanya menyikapi secara bijak dan tidak panik apalagi cengeng menghadapi kemarau. Terkait Shalat Istisqa, menurut Hafidz dilakukan bila kondisi kemarau sudah parah dan sudah sulit mendapatkan air. "Shalat Istisqa dilakukan bila kemarau sudah tidak normal atau parah. Salah satu tandanya binatang sudah sulit air bahkan mati karena kurang air. Namun bukan berarti harus menunggu kondisi seperti itu," katanya.

Ia menyebutkan, musim kemarau maupun penghujan seharusnya dijadikan bahan merenung. Bila kemarau dan air cepat mengering, seyogyanya menjadi renungan bersama untuk mencari penyebabnya. "Bisa saja kondisi itu akibat hutan rusak atau lainnya. Harus jadi renungan bersama," katanya.

Di sisi lain, masyarakat dan pemegang kebijakan juga seyogyanya mengoptimalkan langkah antisipasi dan juga memetakan kawasan rawan kekeringan untuk melakukan program lingkungan seperti penghijauan atau menyiapkan fasilitas sumber air dan irigasi. 

Kayaknya Tetangga sebelah baru saja kebanjiran deh kok ini kekeringan ....? negeri sebelah juga separoh tenggelam :( tanya kenapa ....? 
read more “Kebanjiran Tapi Kekeringan ”