Aksi teror kembali mendera Indonesia akhir-akhir ini. Namun target kali ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang lebih menyasar rumah ibadah. Target dari serangan teroris akhir-akhir ini adalah para penegak hukum yaitu anggota kepolisian.
Direktur Deradikalisasi Badan Penanggulangan Nasional Teroris (BNPT), Irfan Idris, mengatakan bahwa target pada penegak hukum ini merupakan arah baru dari gerakan teroris yang muncul belakangan ini. "Dulu yang jadi target teroris lambang asing. Nah sekarang arahnya berubah jadi semacam upaya balas dendam," kata Irfan, saat diskusi "Polemik Sindo Radio Network" dengan tema Teror Tak Kunjung Usai di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (8/9/2012).
Munculnya motif ini, lanjutnya, dikarenakan ada pemikiran bahwa para anggota kepolisian selama ini telah menghambat gerakan para teroris mencapai tujuan mereka bahkan menghabisi rekan-rekannya dalam penggrebekan.
Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Gerakan Islam Indonesia, Edi Sudrajat, menjelaskan bahwa dulu Amerika menjadi sasaran teroris. Namun kini tak pandang agama dan produk asing lagi, sesamanya juga dijadikan sasaran. "Sekarang pelakunya orang yang lebih muda. Sedangkan dulu kan orang-orang yang berumur," jelas Edi.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus penembakan oleh orang yang tidak dikenal terjadi di Pos Polisi Plasa Singosaren, Solo, Kamis (30/8/2012) sekitar pukul 21.00 WIB. Akibat kejadian ini, Bripka Dwi Data Subekti tewas di lokasi kejadian. Sementara itu, anggota Densus 88 Briptu Suherman tewas saat polisi melakukan penggrebekan di Jalan Veteran, Solo, Jumat (31/8/2012) untuk menangkap tiga orang terduga teroris yang diduga terlibat dalam aksi teror. sebelumnya.
0 komentar:
Post a Comment