Persiapan Untuk Aksi Ledakan Besar

Bom di Beji, Depok, Jawa Barat, diyakini sebagai alat latihan untuk menyiapkan aksi peledakan lebih besar di Indonesia.

Pengamat terorisme yang juga mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI), Nasir Abas, mengatakan, peledakan di Depok merupakan persiapan yang dilakukan oleh kelompok teroris baru untuk melihat efek ledakan.

"Apa yang terjadi di Depok itu sedang persiapan, di sana peledakan yang cukup besar. Artinya kalau mereka sedang latihan itu biasanya melakukan percobaan, kalaupun ada ledakan paling hanya ujung jari yang putus. Tetapi kalau sudah meledakkan sesuatu yang besar dengan luka parah, ini mereka sedang mempersiapkan sesuatu bahan menjadi sebuah bom besar,” jelas Nasir saat ditemui di Restoran Sari Kuring, Jakarta, Minggu (9/9/2012) malam.

Anggota Forum Komunikasi Alumni Afghanistan Indonesia (FKAAI) itu juga mencurigai kolompok teroris di Depok akan melakukan aksi yang bertepatan dengan momen tertentu di Indonesia.

"Saya curiga mereka mau melakukan aksi pada peringatan-peringatan tertentu di Indonesia dalam rangka balas dendam, tapi mengambil momen," sambungnya.

Nasir memaparkan, modus yang dilakukan untuk aksi terorisme itu beragam, mulai dari penembakan, seperti terjadi di Solo, Jawa Tengah, dan meledakkan bom.

"Saya kira itu hanya secara teknis dilakukan oleh kelompok Farhan dan kawan-kawan sehingga menggunakan senjata api. Kalau hanya sekali operasinya orang tidak akan menganggap ini teroris, tetapi karena beruntun maka ini bisa dianggap sebagai aksi teror," terangnya.

Saat dikonfirmasi apakah Depok merupakan tempat persembunyian teroris, Nasir tidak dapat memastikannya, karena tempat persembunyian teroris cukup banyak di sekitar Jakarta. Belakangan, diakuinya persembunyian teroris pernah terungkap di Ciputat dan Pamulang, Tangerang.

"Saya kira mereka hanya memilih tempat tinggal di sana, dan yang lebih menyedihkan lagi nama panti asuhan tempat mereka mengontrak di Depok itu sudah mencemarkan panti asuhan lain. Kedua, bagi teman-teman yang menjual herbal, bekam, dan rukyah, membuat orang menjadi curiga dan apakah mereka yang berprofesi tersebut merupakan sama seperti mereka ? kan tidak," simpulnya.

0 komentar:

Post a Comment