Syiah Tidak Sesat

Pengamat gerakan Islam Indonesia dari IAIN Sunan Ampel Surabaya Dr KH Imam Ghazali Said MA berpendapat bahwa Syiah yang menjadi pemicu kerusuhan Sampang itu tidak sesat.

"Saya sependapat dengan Abu Zahrah yang menulis buku 'Sejarah Mazhab dalam Islam' bahwa 'stempel' sesat dalam Islam itu sangat internal, karena mazhab dalam Islam memang banyak. Jadi, Syiah juga sama dengan kita yakni Islam tapi beda mazhab, bukan sesat," katanya di Surabaya, Senin.

Menurut A'wan PCNU Kota Surabaya itu, sebagian amaliah keagamaan yang dilakukan Syiah memang terkesan "aneh" dalam pandangan non-Syiah, yakni shalat, maulid, taqiyah, dan mut'ah, namun hal itu sebagai konsekuensi dari "cinta" orang-orang Syiah kepada Sahabat Ali bin Abi Thalib.

"Perbedaan Syiah dengan Sunni adalah Syiah menganggap Abu Bakar, Umar, dan Usman merupakan sahabat nabi yang zalim, sedangkan Sunni mengakui empat sahabat nabi yakni Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali," kata alumni Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir (S1) itu.

Dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya itu menjelaskan, Alquran dan hadits yang dipakai Syiah juga sama dengan Sunni, tapi Syiah mempercayai Alquran yang ada di tangan Ali bin Abi Thalib atau Al Quran dengan tafsir versi Ali.

"Yang jelas, tafsir Al Quran memang banyak, tapi Al Quran-nya tetap satu. Soal hadits juga sama, karena mereka hanya menerima sesuatu dari Ahlul Bait, bukan dari lainnya. Jadi, perbedaan tafsir itu bukan sesat, karena tafsir yang berbeda juga bukan hanya Syiah," kata alumni Khartoum International Institute Sudan (S2) itu.

Oleh karena itu, pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur, Wonocolo, Surabaya itu menilai cara yang tepat untuk menyikapi perbedaan adalah dakwah yang sifatnya kompetitif antarkelompok dalam Islam.

"Kalau ada kelompok yang kalah dalam merebut hati masyarakat yang menjadi objek dakwah, maka jangan lantas menuduh kelompok lain sebagai sesat, karena sama-sama Islam-nya tapi hanya berbeda mazhab," katanya.

Republika

7 komentar:

ijo said...

Assalamu'alaikum

Ini saya antara ngerti dan nggak -____-"

InsyaAllah ngerti klo acuannya tentang perbedaan madzhab..
Skligus gak ngerti krn, kriteria 'Sesat' yang umum maupun khusus, itu apa & dalilnya apa?

Syukron katsiiron atas jwbnnya, utk menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan saya.

Egi said...

trus, kenapa syiah menghalalkan zinah??, membunuh sunni??, dan lbih utama mendoakan imam mereka ketimbang sholat jumat??? dan lbih brani lagi, syiah udh brani mmbuat sketsa wajah nabi muhammad.

jangan2 pngamat grakan islaam imam ghazali sndiri udah trpngaruh syiah??
yg jlas ane ttap menganggap syiah tuh sesat...

Xocolate said...

Assalamualaikum, Wr, Wb

sebelumnya maaf, mugkin karena kurangnya ilmu kata2 saya ada yang salah...tp tolong Admin yang cerdas dalam menyikapi aliran ini... jika masih sedikit referensinya mendingan jgn ngepost artikel ini...
seseorang akan sangant marah jika sesuatu yg dicintainya di nodai, di lukai, dicemari, diselewengkan, begtu juga orang2 yang mencintai Agama islam...kami (saya) sangat menghargai Syiah tanpa embel2 islam... sama hal nya kami (saya) menghargai kristen, budha, hindu dll, karena mmg islam dan syiah itu berbeda...

Islam adalah agama yang besumber dari Allah yang di turunkan melalui pelantara jibril kepada Rosulullah Muhammad..dan Allah tidak mungin salah dalam melakukan sesuatu...para keluarga dan sahabat kecintaan nabi adalah orang2 yang paling mulia yang patut kita hormati serta menjadi teladan,...semoga Allah memberikan Kita hidayah..Aamin

wassalam

Anonymous said...

Syiah atau apapun lainnya merupakan pecahan islam yg 72 karena Allah akan memuliakan atau akan menyelamatkan 1 diantaranya Yaitu SUNNI (Ahlul Sunnah Walljamaah) itulah pengikut Nabi Muhammad yg Hakiki yg berpedoman pada AlQuran dan Hadist serta mengikuti All Sahabat karena All sahabat lah yg telah menyatukan seluruh Alquran n Hadist shaheh lainnya yg merujuk kepada Mazhab2 serta sekarang para Ulama semua

Anonymous said...

Dalam riwayatnya bahkan Ali bin Abi Thalib sendiri melaknat golongan ini (syiah) karena ghuluw terhadap beliau, dan bahkan ada 'personil' syiah yang dihukum oleh tangan beliau sendiri. Ghuluw-nya syiah tak hanya pada kultus Ahlul Bait, tapi juga melaknat (tak cuma sekedar menolak) 3 Khulafaur Rasyidin lainnya, bahkan, gerak jari menunjuk pada tahiyyat shalat digantikan dengan gebrakan tangan :yang berarti syiah melaknat Malaikat Jibril karena salah alamat menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw: yang seharusnya adalah Ali bin Abi Thalib.

Umpama Malaikat Jibril benar adanya dia salah alamat, maka: Allah Swt pasti menolak Nabi Muhammad Saw pada peristiwa Mi'raj beliau. Sehingga boleh jadi, banyak perbedaan dan hasil lain yang amat sangat signifikan terhadap Islam.
Contoh mungkin: "oleh-oleh" yang dibawa Ali bin Abi Thalib bukanlah perintah-aturan Shalat sebagaimana diterima oleh Nabi Muhammad Saw (selesai Mi'raj). Dan saat bertemu Nabi Musa As, beliau akan berkata kepada Nabi Muhammad Saw, "Lho, kok Antum, ya Muhammad yang datang? Seharusnya Ali, lhooo.." Sehingga beliau mungkin juga tidak akan memberikan saran-masukan tentang "negosiasi" jumlah perintah shalat dalam 1D/1N (1Day/1Night = sehari-semalam). Karena mungkin bukan shalat yang kelak menjadi "oleh-oleh bin souvenir" paling mukjizat sepertihalnya kepada Nabi Muhammad Saw.

Tampakkah oleh kita semua, jika syiah itu bukan madzhab? melainkan 'duri dalam daging' nya Islam, dan sekarang boleh jadi sebagai sekutu zionis dan musuh-musuh Islam lainnya. Karena mereka tahu, hanya kekonyolan jika menyerang atau merusak Islam secara frontal (dari depan / lugas / terang-terangan), melainkan berada di dalam Islam dan merongrong, menggerogotinya dari dalam.

Syiah itu tak ubahnya adalah khawarij. Sama-sama laknatullah... (jika mengklaim sebagai Islam) dan atau tak ubahnya sebagai duri dalam daging bagi Islam.

Kalau berminat, silakan membuat agama baru, sepertinya Islam tak akan masalah dengan agama baru, asal jangan membawa atribut apalagi klaim bahwa yang demikian itu Islam juga.

Anonymous said...

Syiah = Islam?

Hari Asyura menggoreskan satu kenangan pahit bagi kaum muslimin. Bagi orang yang memuliakan Nabi SAW, sahabatnya, dan keluarganya. Di hari Asyura, Allah memuliakan Husein bin Ali bin Abi Thalib dengan syahadah (mati syahid). Beliau dibunuh di tanah Karbala oleh para penghianat dari Irak. Kita anggap ini adalah musibah.

Namun sungguh sangat disayangkan, setelah kejadian musibah tersebut, ternyata datang musibah yang jauh lebih besar. Munculnya sikap ekstrim dari syiah ini dengan dalih mengagungkan Husein. Mereka menjadikan hari itu sebagai hari berkabung, hari belasungkawa dengan acara besar-besaran. Padahal, sama sekali hal ini tidak pernah dicontohkan para sahabat Nabi SAW yang sangat mencintai Husein pun tidak pernah melakukan apa yang telah mereka lakukan hari ini.

Pada sepuluh hari pertama bulan Muharram, di sebagian negara seperti: Iran, sebagian wilayah Pakistan dan Irak, cahaya dimatikan, orang-orang keluar rumah, anak-anak memenuhi jalan, mereka meneriakkan: "Wahai Husein, wahai Husein". Bunyi gendang terdengar di mana-mana. Ada juga yang menusuk dan menyayat tubuhnya dengan pedang. Sebagai bentuk belasungkawa yang mendalam atas kematian Husein. Pada saat yang sama, tokoh mereka berkhutbah menyampaikan kebaikan-kebaikan Husein dan mencela para sahabat lainnya. Mereka mencela Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khatab, dan Utsman bin Affan.

Sementara itu, ketika tanggal 10 Muharram (hari Asyura), dihidangkan berbagai makanan khusus. Semua orang keluar rumah, berkumpul di satu tempat yang disebut ‘tanah suci karbala’. Di sinilah mereka melampiaskan berbagai bentuk kesyirikan, thawaf mengelilingi kuburan, mencari berkah dengan mengusap-usap berbagai tempat yang mereka anggap suci, sambil mendendangkan lagu dan menabuh rebana.

Agar suasana semakin panas, para tokoh mereka memberikan motivasi yang diambilkan dari hadis dusta, palsu dan buatan pemuka masyarakat.

Merekalah gerombolan syiah, sekelompok orang yang membangun agama dan keyakinannya berdasarkan kedustaan tokoh dan pemuka syiah. Orang-orang yang beraqidah sesat. (Al-Bida’ Al-Hailiyah, Hal. 56 – 57). Mereka melakukan suatu ritual memukulkan pedang ke kepala, melukai punggung dengan cambuk besi, dsb. Tentu saja hal ini sangat bertentangan dengan esensi ajaran Islam yang sesuai dengan akal sehat, melarang melukai diri, tidak boleh meratapi mayat, dan nilai-nilai humanis (manusiawi) lainnya.

Syiah tidak sesat? Are you moron?!

Yanz4ever Multimedia said...

IAIN ngajarin apa aje sih? ada juga tokoh pengajarnya disitu yg menganggap kawin homosex bukanlah kesalahan atau dosa. Mencurigakan nih institut! segenap ormas/org Islam kudu nge-cek/evaluasi lagi nih institut. there must be something gone wrong there!!!

"Islam itu Islam.. ora ono *Islam Nasional* (Institut Agama *Islam Nasional*)".. hehehehe..

Post a Comment